Hayo, masih pada inget siklus akuntansi tak? Hee.. baiklah, yuk flashback sebentar. Siklus akuntansi (accounting cycle) terdiri dari beber...

Cemilan Di Kala Senggang Ch.2

Hayo, masih pada inget siklus akuntansi tak? Hee.. baiklah, yuk flashback sebentar.
Siklus akuntansi (accounting cycle) terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1. Mengidentifikasi dokumen sumber transaksi;
2. Menjurnal dokumen
3. Melakukan posting pada ledger
4. Menyusun Trial Ballance
5. Menyusun Jurnal Penyesuaian
6. Menyusun Laporan Keuangan
7. Menyusun Jurnal Penutup
8. Menyusun postclosing trial ballance

nomor 1 sampai dengan 3 disebut sebagai fase pencatatan (recording phase), sedangkan nomor 4 sampai dengan 8 disebut sebagai fase pelaporan (reporting phase). adapun yang kita kenal sebagai kertas kerja (working paper) merupakan alat bantu guna menyusun laporan keuangan, sifatnya tidak wajib, tp perlu bagi yang masih belajar.

ada berbagai macam jurnal yang dikenal dalam akuntansi. jurnal di akuntansi dibedakan mengingat volume pencatatan yang berbeda2 untuk setiap kategori. adapun umumnya yang digunakan yaitu:

1. Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal), 
Digunakan khusus untuk mencatat penerimaan kas baik dari penjualan, penerimaan A/R, penjualan equipment, dsb.

2. Jurnal Pengeluaran Cash (Cash Disburstment Journal)
yaitu jurnal yang khusu digunakan untuk mencatat pengeluaran kas, baik untukkeperluan membeli barang, membayar A/P, membayar N/P, dll.

3. Jurnal Penjualan (Sales Journal)
yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat penjualan secara kredit

4. Jurnal Pembelian (Purchase Journal)
yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat pembelian secara kredit.

5 .Jurnal Umum (general Journal)
yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi2 lain yang tidak dapat dicatat dalam journal2 khusus diatas.

Jurnal Penyesuaian
1. Depresiasi Aset
nanti ketika adik2 mahasiswa belajar mata kuliah teori akuntansi, akan belajar mengenai salah satu teori expense yaitu rational allocation (alokasi rasional), yaitu bahwa meskipun beban tertentu tidak menghasilkan pendapatan (matching concept), tetapi harus tetap dikeluarkan karena secara tidak langsung menghasilkan pendapatan.
ada berbagai macam metode depresiasi aset, diantaranya adalah:
  • straigh line method
  • declining method
  • double declining method
  • volume capacity production method
yang sering digunakan adalah straighline method dan double declinging method, dan semuanya sudah dipelajari waktu principle bukan? hehe..

2. Bad Debts
Kadangkala untuk jenis industri tertentu perlu mencadangkan piutang tak tertagih karena resiko bisnis yang tinggi. tetapi perlu diingat, pada dasarnya pencadangan ini tidak diaukui dalam perpajakan di Indonesia, pencadangan ini diakui dengan beberapa syarat diantaranya harus diumumkan dalam buletin tertentu, sudah didisclose dalam ballance sheet, sudah melakukan usaha penagihan maksimal, dll.
ada dua methode dalam mencatat bad debt, yaitu:
a. metode langsung (direct method)
metode ini dilakukan dengan dengan cara mengurangkan A/R langsung pada saat dinyatakan tidak tertagih.
Dr. Bad Debt Expense       xxx
      Cr. A/R                                xxx

b. Metode tidak langsung
metode ini dilakukan dengan cara mencadangkan terlebih dahulu piutang tak tertagih, setelah upaya penagihan dilakukan dan dinyatakan tidak dapat tertagih baru kemudian dihapuskan dari ballace sheet (kalau di IFRS tidak mengenal ballance sheet, tp statement of financial position)
saat pencadangan
Dr. Bad Debt Expense                            xxx
      Cr. Allowance for doubtfull account            xxx

saat tak tertagih
Dr. Allowance for doubtfull account        xxx
      Cr. A/R                                                     xxx

3. Accrued Expense
accrued exp artinya beban tersebut sudah terjadi tetapi belum dibayar cash, misalnya beban gaji yang belum terbayar
Dr. Wages Exp              xxx
      Cr. Wages Payable           xxx

4. Accrued Revenue
Accrued revenue artinya pendapatan yang sudah diperoleh, tetapi belum diterima.. contohnya piutang bunga, piutang sewa, dll.
Dr. Rent receivable       xxx
      Cr. Rent Revenue           xxx

5. Prepaid expense
ada dua cara dalam mencatat prepaid expense, yaitu dicatat sebagai beban maupun dicatat sebagai utang.
sudah dulu ya, lain waktu kita bahas lagi kalau ada waktu luang di kantor


0 komentar: